Cukup kaget Senin pagi ini (18 November 2013) melihat Gunung Merapi yang mengeluarkan asap sulfatara atau biasa yang disebut wedhus gembel. Disebut wedhus gembel karena memang bentuknya mirip seperti bulu domba. Bagi warga Yogyakarta dapat melihat langsung gunung Merapi ini karena belum begitu banyak gedung - gedung tinggi yang menutupi pemandangan gunung Merapi. Seperti pada erupsi Merapi tahun 2010, lava pijar dapat terlihat jelas dari rumah warga, termasuk desa Condongcatur.
Jaraknya yang cukup dekat yaitu sekitar 30 km dari puncak gunung ini saja juga merasakan getaran gempa vulkanik serta hujan abu, maka tidak terbayangkan suasana desa yang paling dekat. Pada saat itu status gunung adalah awas, warga dengan jarak radius di bawah 20km harus diungsikan. Saat itu puluhan ribu pengungsi dipusatkan di Stadion Maguwoharjo. Banyak dari mereka kebingungan mencari sanak keluarganya dan kekurangan makanan. Beruntung karena warga Yogyakarta sangat peduli dan tanggap, banyak sekali dari mereka yang membantu menyediakan makanan bagi pengungsi, menggalang dana dan menyumbangkan pakaian pantas pakai. Gunung Merapi merupakan gunung yang sangat aktif dan berbahaya. Gunung ini memiliki siklus erupsi 2 - 5 tahun sekali untuk letusan - letusan kecil dan 10 - 15 tahun untuk letusan yang besar. Mungkin bisa jadi ini salah satu yang menjadi alasan BNPB mengiklankan agar kita tanggap bencana di radio - radio, terutama radio di Yogyakarta. Semoga tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, amiiinn..
twitter/@abangyahud
|